第5話 Penjelasan

Pagi harinya Azura yang sedang berada di tempat pelatihan ksatria untuk menonton latih tanding antar ksatria ditemui seseorang. Dia adalah seorang pelayan kastil,namanya Marco.


"Yang mulia Azura,Yang Mulia kaisar memanggil anda untuk menemuinya di ruang tamu" ujarnya


"Begitukah?apa kamu tau kenapa ayahanda memanggilku?" Tanya Azura


"Mohon maaf,yang mulia kaisar tidak memberi tahu saya soal itu" jawabnya


"Yah baiklah,aku kesana sekarang"


Azura lalu beranjak dari kursi dan pergi ke ruang tamu kastil.


Ruang tamu itu dikhususkan untuk pertemuan non-formal keluarga kekaisaran dengan bangsawan maupun rakyat jelata.


Azura tiba di depan pintu ruangan tersebut dan mengetuknya.

"Permisi,ini saya Azura Agatha" ujarnya


"Masuklah" balas dari dalam


Azura pun memasuki ruangan,dia cukup terkejut karena ada ibunda Azura(sang ratu) dan Chloe beserta orang tuanya.


"Ada apa?ayo duduk di sebelah ibunda,Azura" perintahnya


Ngomong-ngomong nama ayah Azura itu Lion Agatha dan ibunya Nagisa Agatha.


"Ba-baik,permisi"


Entah kenapa Azura merasa gugup.


"Jadi Azura,apa kamu tahu alasan kenapa kamu dipanggil ke sini?" Tanya kaisar


"Tidak,yang mulia kaisar" jawab Azura


"Hah.." kaisar mendengus

"Begini Azura,bagaimana kalau kamu mulai dulu dengan darimana kamu mendapatkan kalung,cincin serta belati yang kamu berikan ke Chloe kemarin?" Tanya kaisar


"Baik,yang mulia kaisar" jawab Azura


Lalu Azura menceritakan dari awal bagaimana dia bisa mendapatkan kalung,cincin serta belati tersebut.


Semua berawal dari 3 hari sebelum pesta penobatan ksatria dilaksanakan. Saat itu Azura sedang berada di kamarnya.


"Hm kira-kira siapa yang akan jadi ksatriaku ya?" pikirnya


Lalu dia menemukan sebuah ide,dia beranjak dari kursi di kamarnya untuk pergi ke sebuah ruangan. "Memory Room" namanya,sebuah ruangan yang di dedikasikan untuk menyimpan foto-foto keluarga kekaisaran bersama 4 keluarga duke dari generasi ke generasi.


Azura lalu memasuki ruangan tersebut dan melihat foto-foto yang terpampang di dinding ruangan. Itu berisi foto-foto pangeran dan putri terdahulu bersama ksatria mereka ataupun foto keluarga kaisar mendatangi suatu acara dari keluarga duke.


"Hm,kalau dilihat-lihat,pangeran pertama itu berpartner dengan keluarga Hikari,pangeran kedua dengan keluarga Arc berarti aku berpartner dengan keluarga Luna kan?" Pikirnya karena sesuai tradisi berjalan dari utara-timur-selatan-barat


Azura lalu melihat-lihat foto dari keluarga Luna. Pada foto terbawah dari foto tersebut terdapat foto kaisar dan ratu bersama dengan seorang gadis kecil berambut putih dan duke Luna beserta istrinya,gadis kecil itu bernama Chloe von Luna.Azura lalu memprediksi bahwa dialah yang akan menjadi partnernya karena kedua pangeran sebelumnya berpartner dengan anggota keluarga duke yang tidak jauh usianya dengan mereka.


Setelah membuat keputusan,Azura lalu pergi ke ruang harta dan disambut oleh 2 ksatria yang bertugas.


"Selamat pagi" sapa Azura


"Oh pangeran Azura,selamat pagi" balas mereka


"Ada keperluan apa pangeran datang ke tempat harta?" Tanya seorang ksatria


"Begini,ayahku ehem maksudnya kaisar telah menjanjikanku sebuah hadiah,beliau bilang saya boleh mengambil 2 benda apapun di ruang harta untuk hadiah ulang tahun ke 5 saya" jawab Azura


"Begitu ya,jadi mengambil hadiah...,baiklah silahkan masuk pangeran Azura,kami sudah mendapat perintah dari yang mulia kaisar untuk membiarkan pangeran masuk kalau ingin mengambil hadiah" ujar ksatria tersebut


Pintupun dibuka oleh ksatria yang berjaga dan Azura memasuki ke ruang harta. Ruangan tersebut penuh dengan beragam perhiasan,pedang,tombak,panah dan berlian.

Azura yang sedang memikirkan hadiah untuk diberikan pada seorang gadis kecil memutuskan mengambil 2 buah berlian. Berlian pertama disebut "Kohinoor" dan yang kedua disebut "Red Diamond".


Setelah mengambil 2 berlian tersebut,Azura keluar dari ruangan.


"Apa sudah selesai Pangeran Azura?" Tanya seorang ksatria

"Ya saya sudah selesai,terima kasih" balas Azura


Lalu dia pergi meninggalkan ksatria tersebut dan menuju tempat pelatihan ksatria.


"Dimana kira-kira dia?" Pikir Azura,dia sedang mencari seseorang


Lalu orang yang dicarinya tersebut datang.

"Ah Pangeran Azura,anda sudah disini" sapa orang tersebut

"Akhirnya kamu datang,Joyce" balas Azura


Dia adalah Welen Joyce, seorang komandan ksatria kekaisaran.

"Bagaimana dengan barang yang aku minta?" Tanya Azura

"Sudah saya siapkan" jawabnya


Joyce lalu mengeluarkan sebuah kotak,kotak itu berisi logam yang disebut mithril.

"Oh kerja bagus,sesuai permintaanku,terima kasih atas bantuanmu Joyce" ujar Azura

"Suatu kehormatan dapat membantu anda Pangeran" balas Joyce tersenyum


Azura lalu ingin beranjak pergi dari tempat tersebut

"Ah,mohon maaf Pangeran,apakah anda ingin ke kota?" Tanya Joyce

"Benar,ada apa?" Ujar Azura

"Apakah perlu kami temani? Tawar Joyce

"Tidak,terima kasih atas tawaranmu. Aku akan mengerjakan urusan pribadiku,lagipula aku tidak selemah itu untuk dikawal jika hanya ke kota saja" jawab Azura

"Baiklah,berhati-hatilah pangeran" ujar Joyce


Azura lalu pergi meninggalkan tempat pelatihan dengan memakai jubah hitam untuk penyamaran. Dia telah sampai di kota hanya dalam beberapa menit dan memutuskan untuk ke sebuah toko perhiasan yang pernah diberitahukan ibunya,sang ratu saat dia berumur 4 tahun.


"Aku kira ini tokonya" pikir Azura,di sana tertulis "Golden Famous".


Azura lalu memasuki toko perhiasan tersebut.

"Selamat dat—"

Alangkah terkejutnya pemilik toko tersebut melihat seorang anak mengenakan jubah hitam masuk ke tokonya.


"Maaf,apakah kamu sedang mencari sesuatu?" Tanya pemilik toko


"Majolice-san,ini aku" jawab Azura


"Eh,suara itu...pangeran Azura ya?" Tanyanya.


"Ya,ini aku Azura" jawab Azura lelah


"Ohhh,maafkan kekasaran saya sebelumnya yang mulia Azura" Majolice menundukkan kepalanya meminta maaf

"Sudahlah,tidak usah dipikirkan" balas Azura


"Jadi apa yang anda perlukan yang mulia Azura?Kalung,cincin atau apa?lalu untuk siapa?" Tanya Majolice


"Kamu ini banyak tanya ya..hah aku tidak butuh apa-apa sekarang,aku ingin meminjam ruangan dan alat-alat untuk membuat sesuatu" jawab Azura


"Oho menarik,baiklah akan aku pinjamkan,silahkan anda pakai. Kalau butuh sesuatu tolong panggil saya dan tolong berhati-hatilah,jangan sampai anda terluka" ujar Majolice


Azura lalu memasuki ruangan berisi alat-alat tersebut dan mulai membuat sebuah kalung dan cincin berbahan dasar emas yang dia bawa beserta berlian di tengahnya.


3 jam kemudian,kalung dan cincin tersebut selesai dibuat,Azura lalu memasukkannya ke dalam kotak yang dia bawa.


"Majolice-san,aku sudah selesai menggunakan ruangan dan alat-alatmu" ujar Azura


"Hoo,sudah selesai kah..apa yang anda buat yang mulia?bolehkah saya melihatnya?" Tanya Majolice


"Sayangnya tidak boleh,aku berencana menghadiahkan ini saat pesta penobatan ksatriaku 4 hari lagi" jawab Azura


"Ah begitu rupanya,saya mengerti" balas Majolice tersenyum


"Terima kasih atas pinjamannya,aku pergi dulu,aku harus ke tempat lain" ujar Azura lalu meninggalkan toko tersebut. Dia mencari pandai besi sekarang.


Sayangnya,sudah cukup lama dia mencari,dia masih tidak menemukan pandai besi yang dia cari. Rasa lelah menyerangnya dan dia memutuskan beristirahat sebentar dan memesan minuman disebuah toko.


Setelah selesai beristirahat Azura melihat sekelompok petualang,dia berasumsi jika mereka adalah petualang professional maka seharusnya mereka mengenal pandai besi terbaik di ibukota. Azura lalu mendekati kelompok petualang tersebut.


"Permisi,maaf menganggu,saya mau bertanya,apakah kalian tahu dimana letak toko pandai besi terbaik di ibukota?" Tanyanya


"Hah!? Bocah kamu ngapain nyari begituan!?" Jawab seorang diantara mereka,sepertinya dia jengkel


"Oh ayolah Fred,anak ini kan hanya bertanya,kamu tidak perlu memarahinya begitu" balas seorang wanita yang merupakan rekannya


"Ya,ya,maafkan aku"

"Jadi kamu mencari pandai besi terbaik di ibukota kan?aku tau tempatnya,mau aku antar?" Tawar pria bernama Fred tersebut


"Oh sungguh baik hati,jika tidak keberatan tolong antar saya ke sana tuan petualang" jawab Azura,tidak ada yang mengetahui identitas aslinya sebagai pangeran ketiga kekaisaran.


Azura lalu berjalan bersama kelompok petualang tersebut hingga sampai di pinggir ibu kota,tampak sebuah toko seorang pandai besi disana.

"Kamu liat toko disana?itu merupakan toko senjata milik pandai besi paling terkenal di ibu kota" ujar Fred


"Begitukah..tapi kenapa tokonya ada di pinggir ibukota?jika dia terkenal seharusnya tidak begini kan?" Tanya Azura penasaran


"Hah..begini ya bocah,pandai besi itu hanya mau membuat senjata untuk petualang rank A ke atas dan menolak semua tawaran yang dibawah rank A,makanya toko tersebut sepi walau terkenal" jelas Fred


"Begitu ya...,apakah kalian membuat senjata disana?" Tanya Azura


"Sejujurnya kami sangat ingin membuat senjata disana tapi sayangnya kami masih petualang rank C jadi tidak mungkin bisa" jawab seorang wanita di party petualang tersebut


"Yah sesuai yang dia katakan,nah bocah kami hanya bisa mengantarmu sampai sini saja,sisanya urusanmu..kalau begitu kami pamit ya"


"Baik,terima kasih,hati-hati semoga kita bisa bertemu lagi" balas Azura


Party petualang tersebut pun pergi dan Azura berjalan ke arah toko tersebut.


*Toktok


Azura mengetuk pintu tersebut tapi tidak ada jawaban.


*Toktok


Dia mengetuk lagi lalu


"Ya ya! Ada apa sih berisik sekali!? Bisa tidak sabar sedikit" oceh pandai besi tersebut sambil secara kasar membuka pintu


"Hah!? Seorang bocah menganggu pekerjaanku.." dia menghela nafas

"Hey bocah,lebih baik kamu pergi dari sini,aku hanya melayani petualang rank A ke atas bukan anak kecil sepertimu" eluh pandai besi tersebut


Azura yang memperhatikan sikapnya sepertinya tidak tahan,tidak mungkin berbicara baik-baik disini lalu dia mengeluarkan lencana kekaisaran yang hanya dimiliki keluarga kaisar.


"Le-lencana itu..,mustahil mungkinkah kamu seorang pangeran!?" Dia terkejut

"Oh maafkan aku yang mulia,tolong jangan hukum mati aku" ujarnya memohon


"Sudahlah,aku tidak akan melakukan itu.." jawab Azura lesu,dia malas menanggapi

"Namaku Azura Agatha,Pangeran ketiga kekaisaran. Aku ke sini karena mendengar kehebatanmu dari sebuah party petualang" ujarnya


"Oh suatu kehormatan mendapatkan pujian dari anda,yang mulia Azura" jawabnya masih tetap berlutut


"Aku ke sini butuh bantuanmu" ujar Azura


Mendengar kata bantuan,pandai besi itupun langsung merubah sikapnya dan berkata

"Bantuan seperti apakah yang bisa saya berikan?apa anda ingin sebuah pedang?tombak?atau belati?" Tanyanya bersemangat


Azura yang melihat hal ini menghela nafas,orang di depannya benar-benar seorang pandai besi sejati.


"Tidak,aku tidak perlu itu semua,aku hanya ingin meminjam ruanganmu dan peralatannya untuk membuat sesuatu" jawab Azura


"Oh begitu ya,silahkan saja yang mulia..tapi mohon maaf saya harus mengawasi anda untuk memastikan keselamatan anda" ujarnya


"Tidak masalah" jawab Azura


Azura lalu memasuki toko tersebut dan pergi ke ruangan yang berisi peralatan khusus penempaan. Dia lalu mengeluarkan mithril yang dia bawa dan memulai pekerjaannya sementara pandai besi itu terus mengawasinya setiap saat.


"Tidak kusangka ada seorang pangeran yang terampil seperti ini" pikir sang pandai besi


Beberapa jam kemudian pekerjaan Azura selesai lalu dia menunjukkannya pada pandai besi tersebut untuk dinilai


"Su-sungguh luar biasa,benar-benar belati yang sempurna"


Pandai besi itu terkejut sekaligus kagum atas hasil yang diperoleh sang pangeran,sebuah belati berbahan dasar mithril dengan ukiran lambang kekaisaran dan keluarga duke Luna serta ukiran wajah putri duke Luna beserta pangeran.


"Jika saya boleh menilai,ini merupakan mahakarya,yang mulia Azura" ujar pandai besi tersebut kagum


"Bagaimana cara anda membuatnya?" Tanyanya


"Tidak ada yang spesial,aku hanya menggunakan sihir api dan es untuk menstabilkan suhu serta sihir api "Fire Lance" kecil yang aku kendalikan dengan jariku untuk mengukir ukiran dan sihir penciptaan untuk memastikan keberhasilannya" jawab Azura


"Si-sihir penciptaan!?" Tanya pandai besi itu terkejut tapi dia tidak bisa bertanya lebih jauh


"Be-begitu ya,anda memang berbakat" puji sang pandai besi


"Terima kasih atas pujiannya,urusanku disini sudah selesai,jadi aku akan langsung kembali ke kastil" ujar Azura


"Saya mengerti,berhati-hatilah yang mulia Azura"


Azura lalu memasukkan belati yang telah jadi tersebut ke sebuah kotak mewah lalu kembali ke kastil,dia menyelinap masuk ke kamarnya dan tidak ada yang tahu akan hal ini.


Begitulah cerita berakhir,kaisar yang mendengar ini menghela nafas berat sementara sang ratu tertawa kecil atas kelakuan putranya





  • Twitterで共有
  • Facebookで共有
  • はてなブックマークでブックマーク

作者を応援しよう!

ハートをクリックで、簡単に応援の気持ちを伝えられます。(ログインが必要です)

応援したユーザー

応援すると応援コメントも書けます

新規登録で充実の読書を

マイページ
読書の状況から作品を自動で分類して簡単に管理できる
小説の未読話数がひと目でわかり前回の続きから読める
フォローしたユーザーの活動を追える
通知
小説の更新や作者の新作の情報を受け取れる
閲覧履歴
以前読んだ小説が一覧で見つけやすい
新規ユーザー登録無料

アカウントをお持ちの方はログイン

カクヨムで可能な読書体験をくわしく知る