第2話 Hari pasca bencana

Dua jam setelah bencana yang menghancurkan lebih dari setengah kota Jakarta dan populasinya berakhir.


Seorang laki-laki berseragam militer terlihat sedang melewati puing-puing bangunan berusaha mencari orang-orang yang selamat.


"Sial sudah dua jam aku mencari orang-orang ditumpukan puing tapi tidak ada satupun yang selamat,sebenarnya seberapa banyak korban kali ini!?" Dia mengeluh dan bertanya-tanya di dalam hatinya


Dia terus berjalan berusaha mencari korban yang selamat tapi semakin dia berjalan yang terlihat hanya mayat manusia dimana-mana.


"Ini mengerikan..." Gumamnya.


Dia merasa ngeri dengan pemandangan yang ada,benar-benar seperti lautan mayat manusia. Dia terus berjalan tanpa tujuan,ekspresinya benar-benar suram hingga dia melihat seseorang tergeletak di tengah jalan.


"I-itu mungkinkah.."


Dia segera berlari tergesa-gesa.


"Mu-mustahil..." Dia tercengang


Seorang anak laki-laki ditemukan tergeletak di tengah jalan raya dan disebelahnya terdapat seorang laki-laki dan perempuan penuh luka.


"Mungkinkah mereka berdua orang tua anak ini?" Dia bergumam


"To-tolong..."


Terdengar suara dari kedua orang tersebut,laki-laki berseragam militer itu segera mendekat.


"Ka-kalian masih sadar?tu-tunggu sebentar,pertolongan akan segera datang!!"

Laki-laki berseragam itu memegangi tangan mereka berdua,tangannya gemetar kencang.


"Ti-tidak,kami sudah tidak kuat lagi,tolong jaga anak itu tetap hidup..." Kata laki-laki yang penuh luka tersebut.


"Anak ini....apa anak ini anak kalian?" Tanya laki-laki berseragam militer.


"Ya..dia anak kami,tolong jaga dan rawat dia.." Jawab perempuan yang tidaklain adalah ibu dari anak tersebut.


"Hanya dia yang selamat sejauh ini..apa dia yang menghentikan bencana?Jika saya tidak salah liat pedang-pedang cahaya itu muncul dari arah ini" Tanya laki-laki berseragam militer tersebut.


"Ya itu benar...tolong rahasiakan hal ini agar dia tidak di incar,kami mohon.." jawab mereka berdua,mulai menangis penuh memohon.


"Sa-saya mengerti,saya akan merawat anak ini.." Dia tersenyum pahit menjawab permohonan kedua orang tua anak tersebut,dia tau kalau mereka sudah di ambang kematian.


"Syukurlah..terima kasih...,bolehkah kami tau nama Anda?" Tanya mereka.


"Saya Mark Hartono,saya seorang Brigadir Jenderal" Jawabnya.


"Tuan Mark ya..terima kasih..kami akan mengingatnya,tolong jaga anak kami."


Mereka berdua tersenyum bahagia lalu menutup matanya,mereka pergi meninggalkan dunia yang fana.


"Ya..,saya berjanji akan menjaga anak ini sebaik mungkin"


Dia mengusap wajahnya yang penuh air mata kesedihan dan menggendong anak tersebut lalu memanggil bantuan.


Beberapa menit kemudian bantuan datang dan anak tersebut di bawa sang Jenderal ke rumah sakit militer di daerah lain.


————————————————————


Satu hari kemudian,di sebuah rumah sakit militer di selatan kota Jakarta.


"Di-dimana ini?"


Seorang anak laki-laki yang baru saja tersadar berusaha bangun dari ranjangnya sambil memegangi kepalanya.


"Jangan memaksakan dirimu,kamu belum pulih tetaplah di ranjang dan jangan banyak bergerak"


Seorang laki-laki berseragam militer terlihat menunggu di sofa kamar pasien.


"Si-siapa anda? Dan dimana ini?" Anak laki-laki itu berkata lirih.


"Aku Mark Hartono,seorang Brigadir Jenderal dan kamu sekarang berada di rumah sakit militer Sultan Hasanuddin di selatan kota Jakarta" jawab laki-laki berseragam militer tersebut


"A-apa yang terjadi pada diriku?Ah!! Dimana kedua orang tuaku!?" Anak itu bertanya dengan keras dan memaksa bangun,sayangnya tubuhnya masihlah lemah.


"Yah,aku yakin kamu paham apa yang sudah terjadi tanpa aku jelaskan bukan?" Jawab Mark singkat


"Me-mereka me-meninggal?" Tanya anak tersebut,pandangannya kosong dan dia terdiam sesaat.


"Sejujurnya aku ingin menyangkalnya,maaf tapi itulah yang terjadi" Mark menjawab dengan ekspresi pahit.


Dia memahami betapa hancurnya hati anak di depannya ini,seorang anak yang kehilangan kedua orang tuanya dan ditinggal sendirian di dunia yang kejam.


"Tu-tuan Mark dimana makam kedua orang tuaku?tolong bawa aku ke makam mereka.." Kata anak tersebut dengan memohon


"Kedua orang tuamu belum dimakamkan,aku sengaja menunggumu sadar baru akan memakamkan mereka"


"Yah tidak seperti korban yang lain,luka yang dialami kedua orang tuamu tidak membuat tubuh mereka rusak dan mereka mudah di identifikasi,jadi pulihkan mentalmu dulu lalu kita makamkan mereka"


Mark berusaha menyemangati anak laki-laki yang hancur itu.


"Baiklah..." Jawab anak itu lesu lalu kembali beristirahat


————————————————————


Satu hari kemudian..


Di sebuah pemakaman yang khusus dibuat untuk korban bencana "Apocalypse" tampak sekelompok orang dengan pakaian hitam berjalan beriringan membawa banyak peti jenazah.


Mereka terus berjalan hingga sampai di depan dua kuburan yang sudah di siapkan,lalu anak tersebut berkata


"Tolong biarkan aku membantu meletakkan jenazah kedua orang tuaku kembali ke tanah"


Semua orang memandangnya,mereka paham betapa hancurnya anak ini,jadi mereka tidak mempermasalahkannya.


Prosesi pemakaman berjalan dengan baik hingga setelah jenazah dikubur sepenuhnya lalu batu nisan ditancapkan,anak laki-laki itu berlutut di depan makam kedua orang tuanya.


Dia menangis,air matanya terus menetes,dia menyalahkan dirinya sendiri,membenci dirinya sendiri dan perlahan sorot matanya berubah lalu dengan cepat dia menghapus kepribadiannya dan menjadi sosok yang baru.

















  • Xで共有
  • Facebookで共有
  • はてなブックマークでブックマーク

作者を応援しよう!

ハートをクリックで、簡単に応援の気持ちを伝えられます。(ログインが必要です)

応援したユーザー

応援すると応援コメントも書けます

新規登録で充実の読書を

マイページ
読書の状況から作品を自動で分類して簡単に管理できる
小説の未読話数がひと目でわかり前回の続きから読める
フォローしたユーザーの活動を追える
通知
小説の更新や作者の新作の情報を受け取れる
閲覧履歴
以前読んだ小説が一覧で見つけやすい
新規ユーザー登録無料

アカウントをお持ちの方はログイン

カクヨムで可能な読書体験をくわしく知る